MESIN KAPAL
1.
Pengertian Umum Mesin Penggerak Kapal
a. Umum
Mesin
disel adalah jenis khusus dari mesin-pembakaran dalam, sesuai dengan namanya
mesin pembakaran dalam adalah mesin panas yang didalamnya, energi kimia dari
pembakaran dilepaskan didalam silinder mesin, sedangkan golongan lain dari
mesin panas- mesin uap – energi yang ditimbulkan selama pembakaran bahan bakar
diteruskan terlebih dahulu ke uap, dan hanya melalui uaplah kerja dilakukukan
dalam turbin atau mesin. Tetapi karena tidak ada mesin dengan pembakaran luar,
kecuali pengembangan yang terakhir, yaitu turbin gas yang dalam segala hal
berada dalam satu kelompok dengan sendirinya; maka pada saat ini terdapat
kecenderungan untuk menyebutkan semua mesin panas yang dioperasikan langsung
oleh gas pembakaran secara sederhana mesin pembakaran (motor bakar). Nama ini
akan dipakai dalam teks selanjutnya.
Juga
penting untuk dicatat bahwa di Jerman, negara kelahiranya mesin disel selalu
disebut secara sederhana, motor bakar, seperti semua yang lain yang disebut
mesin pembakaran dalam.
Terdapat
beberapa alasan mengapa mesin disel tidak hanya menyaingi mesin panas yang lain
tetapi dalam banyak hal menguasai medan. Salah satu yang menonjol penggunaan
mesin disel adalah transportasi di darat dan di air, pada truk, kereta rel
lokomotip, perahu dan kapal. Dalam banyak instalasi ukuran kecil dan sedang,
pada pertanian dan perusahaan industri kecil, maka kesederhanaan dan biaya
rendah dari operasi menentukan bahwa pemakaian mesin minyak lebih disukai
daripada mesin uap atau motor listrik. Dalam instalasi daya besar, yang
digunakan untuk menghasilkan arus listrik atau mesin penggerak kapal, maka
penghematan bahan bakar menentukan pilihan pada mesin disel
b. Karakteristik mesin diesel
Karakteristik
dari mesin diesel yang membedakan dari motor bakar yang lain adalah: metoda
penyalaan bahan bakar, dalam mesin diesel bahan bakar diinjeksikan ke dalam
silinder yang berisi udara bertekanan tinggi. Selama kompresi udara dalam
silinder maka suhu udara meningkat, sehingga ketika bahan bakar dalam bentuk
kabut halus bersinggungan dengan udara panas ini, akan menyala, dan tidak
dibutuhkan alat penyalaan lain dari luar. Karena alasan ini mesin diesel juga
disebut mesin penyalaan kompresi.
(a). Karakteristik lain
dari mesin diesel adalah bahwa mesinnya menghasilkan puntiran yang kurang lebih
tidak bergantung pada kecepatan, karena banyaknya udara yang diambil kedalam
silinder dalam tiap langkah isap dari torak hanya sedikit dipengaruhi oleh
kecepatan mesin. Banyaknya bahan bakar yang dapat dibakar didalam silinder
dengan tiap langkah hisap dan usaha berguna yang ditimbulkan oleh aksi torak,
dengan demikian, hampir konstan.
(b). Mesin diesel
mempunyai efisiensi panas lebih tinggi dari pada mesin panas yang lain,
menggunakan sedikit bahan bakar untuk penyediaan daya yang sama, serta
menggunakan bahan bakar yang lebih murah daripada bensin.
Terdapat beberapa kerugian dibandingkan
dengan mesin bensin:
(a). Agak lebih berat untuk daya yang sama.
(b). Pada mesin kecepatan tinggi, opersinya
agak kasar terutama pada beban ringan.
(c). Harga awal yang tinggi.
(3).
Klasifikasi Mesin
(a).
Pengelompokan mesin
Mesin disel dapat dibagi beberapa
kelompok, yang masing –masing dibedakan menurut salah satu dari ciri berikut:
· daur operasi
· metoda pengisian silinder
· disain umum, klasifikasi ini
menyangkut jumlah dan kedudukan silinder, metoda penginjeksian dan pembakaran
bahan bakar, kecepatan dan sebagainya.
Klasifikasi ini sering tumpang tindih,
yaitu mesin dalam kelas yang sama menurut satu ciri, merupakan kelas yang
berbeda menurut ciri yang lain.
·
Daur Operasi
Mesin diesel dapat dibagi menjadi yang
beroperasi pada daur tekanan konstan dan yang beroperasi pada daur kombinasi.
Mesin dengan pembakaran yang dilaksanakan pada tekanan konstan adalah mesin
besar injeksi udara kecepatan rendah. Suatu kombinasi, atau dwi-pembakaran,
daurnya dengan satu bagian bahan bakar terbakar pada volume konstan, seperti
pada mesin bensin, dan bagian yang lain terbakar pada tekanan yang mendekati
konstan. Dalam mesin yang beroperasi pada daur kombinasi, pertama kali tekanan
menanjak sampai pada puncaknya selama bagian pertama dari pembakaran, kemudian
tetap kira-kira konstan, dan pada torak bergerak lebih jauh lagi dari titik
mati, mulai turun menuju akhir dari proses pembakaran; daur ini khusus untuk
mesin injeksi tanpa udara kecepatan menengah atau tinggi.
·
Metoda Pengisian
Mesin disel dapat dibagi menjadi mesin empat
langkah dan mesin dua langkah, dalam mesin empat langkah, selama dua langkah
dari torak atau satu putaran poros engkol, torak dan silinder bekerja sebagai
pompa yang mengeluarkan hasil pembakaran dari pembakaran dalam daur sebelumnya
dan mengisi silinder dengan udara segar. Dalam mesin dua langkah, silinder
dibilas dan diisi dengan udara segar oleh udara agak bertekanan yang diberikan
oleh suatu pompa atau penghembus dari luar.
Mesin empat langkah dapat dibagi menjadi
mesin penghisapan alamiah dan mesin pengisian lanjut (supercharged),
Mesin jenis penghisapan alamiah
pengisian udara segarnya ditarik masuk oleh vakuum yang dihasilkan ketika torak
bergerak menjauhi ruang pembakaran.
Dalam mesin pengisian lanjut maka
pengisianya dimasukkan ke dalam silinder pada tekanan yang lebih dari atmosfir.
Tekanan udara tinggi ini dihasilkan oleh pompa atau penghembus yang mirip yang
digunakan pada mesin dua langkah.
(b).
Metoda Penginjeksian Bahan Bakar.
Dalam mesin disel kecepatan rendah yang
asli, bahan bakar di injeksikan kedalam silinder oleh hembusan udara tekanan
tinggi, sehingga dinamakan mesin injeksi udara, perlengkapan injeksi udara
terlalu berat dan rumit untuk mesin kecepatan tinggi, dengan lubang kecil, yang
menggunakan berbagai jenis injeksi tanpa udara, atau mekanis. Saat ini injeksi
mekanis digunakan untuk berbagai jenis dan ukuran dari mesin disel.
(c).
Kecepatan
Klasifikasi mesin menurut kecepatanya
sebagai mesin kecepatan rendah, menengah dan tinggi mempunyai alasan
berdasarkan fakta bahwa faktor kecepatan mempengaruhi disain dari mesin,
pemeliharaanya dan umurnya.
(4).
Bagian – Bagian mesin
Suatu pemahaman dari operasi atau
kegunaan berbagai bagian berguna untuk pemahamam sepenuhnya dari seluruhi
mesin. Setiap bagian atau unit mempunyai fungsi khusus masing-masing yang harus
dilakukan dan bekerja sama dengan bagian yang lain membentuk mesin diesel.
Orang yang ingin mengoperasikan, memperbaiki atau menservis mesin disel, harus
mampu mengenal bagian yang berbeda dengan pandangan dan mengetahui apa fungsi
kusus masing-masing. Pengetahuan tentang bagian-bagian mesin akan diperoleh
edikit demi sedikit, pertama kali dengan membaca secara penuh perhatian yang
berikut, dan kemudian dengan melihat daftar istilah pada akhir buku ini setiap
istilah yang belum dapat anda mengerti.
Bagian bekerja utama adalah :
Bagian bekerja utama adalah :
(a). silinder
(b). kepala silinder
(c). katup pemasukan dan katup buang.
(d). torakbatang engkol
(e). poros engkol
(f). Roda gila
(g). Poros nok
(h). Karter.
(i). Sistem bahan bakar
(a).
Silinder.
Jantung mesin adalah silindernya, yaitu
tempat bahan bakar dibakar dan daya ditimbulkan. Bagian dalam silinderdibentuk
dengan lapisan (liner) atau selongsong ( sleeve).Diameter dalam silinder
disebut lubang ( bore).
(b).
Kepala silinder (cylinder head)
Menutup satu ujung silinder dan sering
berisikan katup tempat udara dan bahan bakar diisikan dan gas buang
dikeluarkan.
(c).
Torak (piston)
Ujung lain dari ruang kerja silinder
ditutup oleh torak yang meneruskan kepada poros daya yang ditimbulkanoleh
pembakaran bahan bakar. Cincin torak (piston ring) yang dilumasi dengan minyak
mesin menghasilkan sil( seal) rapat gas antara torak dan lapisan silinder.
Jarak perjalanan torak dari ujung silinder ke ujung yang lain disebut langkah
(stroke)
(d).
Batang Engkol (Connecting rod)
Satu ujung, yang disebut ujung kecil
dari batang engkol, dipasangkan kepada pena pergelangan (wrist pin) atau pena
tora (piston pin) yang terletak didalam torak. Ujung yang lain atau ujung besar
mempunyai bantalan untuk pen engkol. Batang engkol mengubah dan meneruskan
gerak ulak-alik (reciprocating) dari torak menjadi putaran kontinu pena engkol
selama langkah kerja dan sebaliknya selama langkah yang lain.
(e).
Poros engkol (crankshaft)
Poros engkol berputar dibawah aksi torak
melalui batang engkol dan pena engkol yang terletak diantara pipi engkol (
crankweb ), dan meneruskan daya dari torak kepada poros yang digerakkan. Bagian
dari poros engkol yang di dukung oleh bantalan utama dan berputar didalamya di
sebut tap (journal).
(f).
Roda Gila ( Flywheel )
Dengan berat yang cukup dikuncikan
kepada poros engkol dan menyimpan energi kinetik selama langkah daya dan
mengembalikanya selama langkah yang lain. Roda gila membantu menstart mesin dan
juga bertugas membuat putaran poros engkol kira-kira seragam.
(g).
Poros Nok (Camshaft)
Yang digerakkan oleh poros engkol oleh
penggerak rantai atau oleh roda gigi pengatur waktu mengoperasikan katup
pemasukan dan katup buang melalui nok, pengikut nok, batang dorong dan lengan
ayun. Pegas katup berfungsi menutup katup.
(h).
Karter (crankcase)
Berfungsi menyatukan silinder, torak dan
poros engkol,melindungi semua bagian yang bergerak dan bantalanya dan merupakan
reservoir bagi minyak pelumas. Disebut sebuah blok silinder kalau lapisan
silinder disisipkan didalamya. Bagian bawah dari karter disebut plat landasan
(bed plat).
(i).
Sistem Bahan
Bakar Bahan bakar dimasukan kedalam
ruang bakar oleh sistem injeksi yang terdiri atas. saluran bahan bakar, dan
injektor yang juga disebut nosel injeksi bahan bakar atau nosel semprot.
2.
Prinsip Kerja Mesin Penggerak Kapal
(1).
Daur empat langkah
(a). Daur
Urutan kejadian yang berulang secara
teratur dan dalam urutan yang sama disebut sebuah daur (Cycle). Beberapa
kejadian berikut, membentuk sebuah daur dalam mesin disel:
· Mengisi silinder dengan udara segar.
· Penekanan isi udara yang menaikkan
suhu sehingga kalau bahan bakar diinjeksikan, akan segera menyala dan terbakar
secara efisien
·
Pembakaran bahan bakar dan pengembangan gas panas.
·
Mengosongkan hasil pembakaran dari silinder.
Kalau keempat kejadian ini diselesaikan,
maka daur diulangi. Kalau masingmasing dari keempat kejadian ini memerlukan
langkah torak yang terpisah, maka daurnya disebut daur empat langkah.
(a).
Titik Mati (dead centers).
Kedudukan torak ketika berada paling
dekat dengan kepala silinder dan paling jauh dari kepala silinder disebut
berturut-turut titik mati atas (top) dan titik mati bawah (bottom), yang
ditandai dengan t.m.a dan t.m.b. alasan penandaan ini adalah bahwa pada kedudukan
ini garis tengah pena engkol berada pada bidang yang sama dengan garis tengah
pena torak, tap poros serta torak tidak dapat digerakan oleh tekanan gas. Gaya
gerak harus datang dari putaran pena engkol yang bekerja melalui batang engkol.
(b).
Kejadian Utama
Empat kejadian utama ditunjukkan secara
skematis dalam gambar 2-1. Selama kejadian pertama, atau langkah hisap
(suction) (gb. 2-1 a), torak bergerak turun, ditarik oleh batang engkol r,
ayang diujung bawahnya digerakkan oleh engkol c. Torak, yang bergerak menjauhi
kepala silinder, menimbulkan vakuum dalam silinder, dan udara luar ditarik atau
dihisap ke dalam silinder melalui katup pemasukan I yang terbuka disekitar awal
langkah isap dan tetap terbuka sampai torak mencapai t.m.b.
Kalau torak telah melalui t.m.b, maka
kejadian kedua, atau langkah kompresi, dimulai (gb 2-1 b) ; katup pemasukan
menutup dan torak yang didorong keatas oleh engkol dan batang engkol, menekan
udara didalam silinder dan menaikkan suhunya. Segera sebelum torak mencapai t.m.a,
maka nbahan bakar cair dalam bentuk semprotan kabut halus dimasukkan sedikit
demi sedikit kedalam udara panas didalam silinder. Bahan bakar menyala dan
terbakar selama bagian pertama dari langkah kerja, sehingga menaikkan tekanan
didalam silinder. Selama langkah yang ketiga ini yang disebut langkah kerja
atau langkah daya (gb. 2-1c), gas panas mendorong torak turun atau maju. Gas
mengembang dari volume silinder yang membesar dan melalui batang engkol dan
engkol meneruskan energi yang ditimbulkan kepada poros engkol yang berputar
Segera sebelum torak mencapai t.m.b,
katup buang e, membuka (gb.2-1d) dan hasil pembakaran yang panas dan masih
bertekanan tinggi mulai lari melalui lubang buang keluar. Selama kejadian
keempat, atau langkah buang, torak bergerak keatas, di dorong oleh engkol dan
batang engkol, mengusir hasil pembakaran yang tersisa.
Didekat t.m.a katup buang ditutup, katup
pemasukan dibuka dan daur dimulai kembali. Seperti dapat dilihat, keempat
langkah memerlukan dua putaran dari poros engkol. Jadi dalam mesin empat
langkah , satu langkah daya diperoleh untuk tiap dua putaran poros engkol, atau
banyaknya impuls daya tiap menit adalah setengah putaran/menit ternilai
(rating)
(c).
Pengaturan waktu kejadian
Kenyataanya titik pemisah antara keempat
kejadian utama tidak bersekutu dengan awal dan akhir langkah yang bersangkutan.
Perbedaanya lebih kecil dalam mesin kecepatan rendah dan membesar dengan
meningkatnya kecepatan mesin. Katup pemasukan mulai membuka sebelum t.m.a,
dengan 10 sampai 25 derajat perjalanan engkol. Pendahuluan ini memungkinkan
katup cukup terbuka pada t.m.a, ketika torak mulai langkah isap. Katup
pemasukan ditutup mulai 25 sampai 45 derajat setelah t.m.b. Penginjeksian bahan
bakar dimulai dari 7 sampai 27 derajat sebelum t.m.a. Akhir penginjeksian bahan
bakar tergantung pada beban mesin. Untuk melepaskan tekanan gas buang sebelum
torak memulai langkah balik, katup buang mulai membuka 30 sampai 60 derajat
sebelum t.m.b, dan menutup 10 sampai 20 derajat setelah t.m.a.
(d).
Kompresi
Terdapat dua manfaat dalam menekan isi
udara selama langkah kedua atau langklah kompresi: Pertama menaikkan efisiensi
panas atau efisiensi total dari mesin dengan menaikkan densiti pengisian
sehingga diperoleh suhu yang lebih tinggi selama pembakaran; ini dilakukan pada
semua motor bakar, baik dari jenis penyalaan cetus api (busi) maupun penyalaan
kompresi. Yang kedua, untuk menaikkan suhu udara pengisian sedemikian rupa
sehingga kalau kabut halus dari bahan bakar di injeksikan kedalamya, maka bahan
bakar akan menyala dan mulai terbakar tanpa memerlukan sumber penyalaan dari
luar misalnya busi yang digunakan dalam mesin bensin.
(e).
Perbandingan kompresi
Perbandingan kompresi dari motor bakar
adalah perbandingan dari volume V1.inci kubik, dari gas dalam silinderdengan
torak dengan t.m.b, terhadap volume V2 dari gas, dengan torak pada t.m.a,
Perbandingan kompresi ditandai dengan R;
Volume V2 disebut volume kompresi atau
ruang bakar, Volume V1 sama dengan jumlah perpindahan torak dan volume
kompresi.
Biasanya perbandingan kompresi mesin
disel sekitar 12:1 sampai 19:1 dengan perbandingan kompresi kurang dari 12:1
terdapat bahaya bahwa suhu udara tekan tidak cukup untuk memastikan penyalaan
bahan bakar kalau mesin distater dingin. Batas yang tinggi ditetapkan dengan
pertimbangan praktis. Secara teoritis suatu kenaikan perbandingan kompresi
mesin akan menaikan efisiensi panas dan menurunkan penggunaan bahan bakar.
Tetapi, kenakan perbandingan kompresi akan menaikan tekanan gas maksimum dan
suhu pembakaran. Ini menimbulkan tegangan dan tekanan yang meningkat dalam
berbagai bagian dari mesin dan kerugian gesekan yang lebih tinggi. Berarti
memerlukan bagian mesin yang lebih kuat dan lebih berat seerta memperberat
mesin secara keseluruhan. Tekanan dan suhu yang lebih tinggi juga meningkatkan
keausan mesin sehingga mengurangi keawetan dan keandalanya. Oleh karenanya
setiap jenis mesin mempunyai batas yang tidak dianjurkan untuk dilampui dalam
menaikkan kompresi.
(f).
Pembakaran
Terdapat dua metoda yang berbeda dari
pembakaran bahan bakar dalam silinder mesin :
·
Pada volume konstan
Pembakaran pada volume konstan berarti
bahwa selama pembakaran volumenya tidak berubah dan semua energi panas yang
ditimbulkan oleh bahan bakar menjadi kenaikan suhu dan tekanan gas. Dalam
sebuah mesin berati bahwa pembakaran diproses pada kecepatan sedemikian tinggi
sehingga torak tidak mempunyai waktu untuk bergerak selama pembakaran.
Pembakaran semacam ini diperoleh ketika torak pada t.m.a, keuntungan dari
metode pembakaran bahan bakar ini adalah efisiensi panas yang tinggi.
Kerugianya adalah kenaikan tekanan yang sangat mendadak dan mengakibatkan
kebisingan pada mesin. Pembakaran semacam ini kira-kira didekati dalam mesin
bensin penyalaan cetus api.
·
Pada tekanan konstan
Pembakaran pada tekanan konstan, berarti
bahwa selama pembakaran suhunya naik dengan kecepatan sedemikian sehingga
kenaikan tekanan yang dihasilkan kira-kira cukup untuk melawan pengaruh
pertambahan volume disebabkan gerakan torak, dan tekanan tidak berubah. Energi
panas yang ditimbulkan oleh bahan bakar sebagian berubah menjadi kenaikan suhu
gas dan sebagian menjadi kerja luar yang dilakukan. Dalam mesin dengan
pembakaran tekanan konstan, bhan bakar dibakar sedikit demi sedikit sehingga
tekanan yang diperoleh pada akhir langkah kompresi dipertahankan selama seluruh
proses pembakaran. Pembakaran semacam ini digunakan dalam mesin disel injeksi
udara kecepatan rendah yang asli. Keuntunganya adalah mesin berjalan dengan
halus, sehingga menghasilkan momen puntir lebih merata karena tekanan
pembakaran yang diperpanjang. Tetapi tidak sesuai untuk mesin minyak kecepatan
tingggi.
Mesin disel kecepatan tinggi modern
beroperasi pada daur yang merupakan kombinasi dari kedua metoda diatas, dan disebut
juga daur dwipembakaran ( dual-combustion); satu bagian bahan bakar dibakar
dengan cepat, hampir dengan volume konstan dekat t.m.a sisanya dibakar sewaktu
torak mulai bergerak menjauhi t.m.a, Tetapi tekanan tingginya tidak konstan,
melainkan biasanya pertama kali naik kemudian turun. Secara umum daur ini lebih
menyerupai daur pembakaran volume konstan dari pada daur mesin disel asli.
Keuntunganya adalah efisiensi tinggi dan penggunaan bahan bakar hemat.
Kekurangannya adalah sulitnya mencegah operasi yang kasar dan bising dari
mesin.
(2).
Daur dua langkah
(a).
Kejadian daur dua langkah
Sebuah daur dua langkah diselesaikan
dalam dua langkah, atau satu putaran poros engkol, sedangkan daur empat langkah
memerlukan dua putaran. Perbedaan utama antara mesin dua langkah dan mesin
empat langkah adalah metode pengeluaran gas yang telah dibakar dan pengisian
silinder dengan udara segar. Dalam mesin empat langkah operasi ini dilakukan
oleh torak mesin selama langkag buang dan isap. Dalam mesin dua langkah operasi
ini dilakukan dekat t.m.b, oleh pompa atau penghembus udara yang terpisah.
Kejadian kompresi, pembakaran dan
ekspansi tidak berbeda dengan kejadian pada mesin empat langkah. Pengeluaran
gas sisa dan pengisian silinder dengan pengisian udara segar dilakukan sebagai
berikut : Kalau torak telah menjalani 80 sampai 85 persen dari langkah
ekspansi, katup buang,e, e (gb.2-2a) terbuka, gas buang dilepaskan dan mulai
lari dari silinder dan tekanan dalam silinder mulai turun. Torak meneruskan
gerak menuju t.m.b, dan akhirnya membuka lubang s,s, yaitu lubang tempat lewat
udara yang agak ditekan, sehingga udara mulai memasuku silinder, Udara ini
tekananya agak lebih tinggi dari pada gas panas didalam silinder, sehingga
mendorongnya keluar melalui katup e,e ( gb. 2-2b) ke udara luar. Operasi ini
disebut membilas, udara yang dimasukan disebut udara bilas, dan lubang tempat
udara masuk disebut lubang bilas. Kira-kira pada saat torak pada langkah naik
menutup lubang s, s, maka katup buang e, e juga ditutup (gb. 2-2e) dan langkah
kompresi dimulai
Gambar
2-2
Keuntungan operasi dua langkah adalah
penghilangan dua langkah pengisian yang diperlukan dalam operasi empat langkah.
Jadi silinder memberikan satu langkah daya untuk tiap putaran mesin kalau
dibandingkan dengan satu langkah daya untuk tiap dua putaran pada mesin daur
empat langkah. Kalau semua kondisi yang lain misalnya lubang, langkah,
kecepatan dan tekanan gas efektif rata-rata sama, maka mesin dua langkah akan
membangkitkan daya dua kali lipat daripada mesin empat langkah. Ini berarti
juga bahwa mesin dua langkah dalam garis besarnya mempunyai berat setengah dari
mesin empat langkah dari daya yang sama dan menghasilkan momen puntir yang
lebih rata.
Tetapi, harus dicatat bahwa ini hanya
benar untuk mesin yang memiliki tekanan efektif rata—rata sama. Jadi mesin dua
langkah dengan karter yang membilas mempunyai teakanan efektif rata-rata yang
rendah, sehingga membangkitkan daya yang kurang dari mesin empat langkah yang
sebanding. Di lain pihak, mesin empat langkah dengan pengisian lanjut dapat
membangkitkan daya yang sama atau lebih besar daripada mesin dualangkah dari
perpindahan yang sama.
Keuntungan ini sangat penting pada kapal
dan lokomotip sehingga penggunaan mesin dua langkah pada instalasi ini jauh
lebih banyak daripada mesin empat langkah, khususnya dalam unit daya besar.
Kerugian dari semua mesin dua langkah, adalah suhu yang tinggi dari torak dan
kepala silinder yang diakibatkan fakta bahwa pembakaran terjadi pada tiap
putaran.
(b).
Metoda Pembilasan
Gb.2-2 hanya mengilustrasikan salah satu
dari beberpa metoda dari pembilasan silinder. Dalam beberapa mesin gas buangnya
dibiarkan keluar melalui lubang, yang dinbuka oleh torak seperti lubang
pembilasan s,s (gb.2- 2) Tergantung pada letak lubang buang terhadap lubang
bilas, terdapat dua metoda pembilasan yang dasarnya berbeda: pembilasan aliran
silang (cross flow) (gb 2-3) dan pembilasan lingkar (loop) atau aliran balik
(return flow) (gb.2-4)
(c).
Pembilasan aliran silang.
Dengan metote ini torak terlebih dulu
membuka lubang buang e,e, dan melipatkan tekanan : dengan menurun lebih jauh
maka torak membuka lubang bilas s,s. dan mulai memasukan udara agak bertekanan
yang arusnya terutama diarahkan keatas, seperti ditunjukkan tanda panah,
sehingga mendorong keluar gas buang melalui lubang e,e. Setelah melampui t.m.b
torak terlebih dahulu menutup lubang bilas dan segera setelah itu menutup
lubang buang. Kenyataan bahwa lubang buang tertutup setelah lubang bilas
memungkinkan sebagian dari udara pengisian lari dari silinder. Ini merupakan
kerugian dari skema bilas tersebut. Tetapi juga mempunyai keuntungan tertentu,
yaitu kesederhanaan konstruksi dan pemeliharaan, dengan tidak adanya katup yang
harus tetap rapat.
Beberapa mesin besar kecepatan rendah
menggunakan sekema pembilasan arus silang yang diperbaiki dengan tambahan katup
searah yang terlrtak didekat lubang bilas. Dalam kasus ini lubang bilas dibuat
sama tinggi atau bahkan agak lebih tinggi daripada lubang buang. Seperti
ditunjukkan dalam gb. 1-5. Oleh karenanya lubang bilas dibuka oleh torak secara
serentak dengan atau sedikit sebelum lubang buang; tetapi katup searah mencegah
gas buang masuk kedalam penerima udara bilas. Segera setelah tekanan didalam
silinder turun dibawah tekanan dalam penerima udara, maka tekanan dalam
penerima udara membuka katup searah dan pemasukan udara bilas dimulai.
Pembilasan dilanjutkan sampai lubang bilas maupun lubang buang ditutup oleh
torak. Skema ini memberikan efisiensi pembilasan, yang menghasilkan tekanan
efektif rata-rata lebih tinggi pada biaya nominal pada katup dan
pemeliharaanya.
(d).
Pembilasan lingkar.
Gb.2-4. Mirip dengan aliran silang dalam
hal urutan pembukaan lubang. Tetapi arah aliran uydara berbeda, seperti
ditunjukan dengan tanda anak panah.Keuntungnya adalah bahwa keseluruhan
penerimaan udara bilas dan penerima gas buang terletak pada sisi yang sama dari
silinder, sehingga lebih mudah dicapai. Skema ini sesuai untu mesin kerja
ganda, karena dengan mesin tersebut maka operasi katup buang (gb. 2-2 ) untuk
ruang bakar bawah menjadi sangat rumit. Kalau digunakan pada mesin kerja ganda
(gb.2-5) skema ini disempurnakan dengan memasang katup buang putar, r. selama
pelepasan gas buang, maka katup r, terbuka, tetapi katup ini tertutup kalau
torak menutupi lubang bilas pada langkah balik. Dengan pengaturan ini untuk
melepaskan pengisian udara selama awal langkah kompresi, ketika lubang buang
ditutup oleh torak, katup putar dibuka dan dbuat siap untuk daur berikutnya.
Seperti dapat dilihat pada gambar 2-5, panjang torak dibuat tepat sama dengan
panjang langkah untuk mengendalikan kejadian pembuangan dan pembilasan secara
bergantian oleh tepi atas dan bawah dari torak.
(e).
Skema torak berlawanan
Torak bawah mengendalikan lubang buang,
torak atas mengendalikan lubang bilas. Untuk mendapatkan pelepasan awal dari
gas buang dengan membuka lubang buang e, mendahului lubang bilas s, maka engkol
dari poros engkol bawah dimajukan trerhadap engkol dari poros engkol atas,
sehingga mendahului engkol atas 10 sampai 15 derajat. Dengan cara ini maka
lubang buang terbuka terlebih dahulu (gb.2-6a) ; kalau tekanan telah cukup
diturunkan, lubang bilas dibuka (gb,2-6b) dan pembilasan berlangsung. Setelah
lubang buang ditutup, dilakukan tambahan pemasukan udara (gb.2-6c) sampai
lubang bilas juga tertutup kemudian dilakukan kompresi sedikit sebelum torak
mencapai titik yang paling berdekatan dengan torak yang lain, bahan bakar
diinjeksikan, menyala, dan terbakar sementara langkah ekspansi dimulai (gb. 2-6
d). Putaran dari poros engkol atas dan bawah diteruskan kepada poros engkol
utama dibawah oleh poros vertikal perantara dan dua pasang roda gigi payung
Keuntungan dari skema ini adalah :
1) Pembilasan yang efisien dari silinder
sehingga ditimbulkan daya lebih besar
2) Tidak ada katup dan roda gigi
pengoperasian katup.
3) Tidak ada kepala silinder, yang
karena bentuknya rumit merupakan sumber gangguan dalam operasi mesin.
4) Kemudahan pencapaian untu inspeksi
dan perbaikan dari bagian pada umumnya.
Kedua skema pembilasan (gb 2-2 dan 2-6)
juga diklasifikasikan sebagai pembilasan sealiran (uniflow). Dalam kedua kasus
maka gas buang dan udara bilas mengalir dalam arah yang sama, sehingga kurang
peluangnya untuk pembentukan turbolensi yang tidak dapat dihindarkan pada
pembilasan aliran silang dan aliran balik.
(3). Pengisian Lanjut. (supercharging)
Pengisian lanjut bertujuan untuk menaikkan daya mesin yang perpindahan torak
dan kecepatannya telah ditentukan. Dalam mesin disel daya dibangkitkan oleh
pembakaran bahan bakar, dan kalau dikehendaki kenaikan daya, bahan bakar yang
dibakar harus lebih banyak sehingga udara harus lebih banyak tersedia karena
setiap pound bahan bakar memerlukan sejumlah udara tertentu, kondisi lainnya
sama, yaitu suatu volume, atau ruang akan memegang berat udara yang lebih besar,
kalu tekanan udara dinaikkan. Maka pengisian lanjut didapatkan dengan suatu
tekanan yang lebih tinggi pada awal langkah kompresi.
Untuk menaikkan tekanan udara mesin
empat langkah, pengisian udara tidak dihisap ke dalam silinder atau dikatakan,
tidak dimasukkan dengan penghisapan alamiah oleh torak yang mundur, tetapi oleh
pompa atau penghembus udara yang terpisah.
Terdapat tiga jenis penghembus yang
digunakan :
1) Pompa torak ulak-alik yang mirip
dengan kompresor udara
2) Penghembus perpindahan positip yang
perputar dari jenis roots, dan
3) Penghembus kecepatan tinggi pompa
sentrifugal, biasanya digerakkan oleh turbin gas yang memanfaatkan energi
kinetik yang dari gas buang
Kalau pengisian lanjut digunakan pada
mesin empat langkah,perubahan utama yang diperlukan dalam disain adalah
perubahan pengaturan waktu dari katup pemasukan dan pembuangan. Waktu pembukaan
katup pemasukan dimajukan dan penutupan katup buang diperlambat,kedua katup
dirancang untuk tetap terbuka secara serentak untuk sekitar 50 sampai 100
derajat, pemilihanya tergantung pada kecepatan normal mesin. Pembukaan secara
serentak ini disebut tumpang tindih (overlapping). Keuntungan yang diperoleh
dari tumpang tindih banyak adalah pembilasan yang lebih baik pada ruang bakar.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa tumpang tindih sebesar 40 sampai 50 derajat
akan menaikan keluaran daya mesin dari sekitar 5 persen – kalu pengisian lanjut
sangat kecil, hanya untuk meniadakan vakuum dalam silinder utama langkah isap –
sampai 8 persen dengan tekanan pengisian lanjut 12 in air raksa. Sebagai
perbandingan tumpang tindih 10 sampai 20 derajat yang umum digunakan dalam
mesin tanpa pengisian lanjut. Daya total yang diperoleh karena pengisian lanjut
bervariasi dari 20 sampai 50 persen, tergantung pada tekanan pengisian lanjut,
yang pada mesin disel sekarang bervariasi dari 5 sampai sekitar12 in air raksa.
Perlu dicatat bahwa bersama kenaikan
tekanan tekanan efektif rata-rata, pengisian lanjut juga menaikkan tekanan
penyalaan maksimum dan suhu maksimum. Sebaliknya, penggunaan bahan bakar tiap
daya kuda- jam biasanya berkurang dengan pengisian lanjut, karena sebagai
akibat dari kenaikan turbolensi udara, dilakukan pengadukan yang lebih baik
antara udara dan bahan bakar udara pengisian, sehingga pembakaran bahan bakar
menjadi lebih baik, dan juga karena efisiensi mekanis dari mesin meningkatdari
kenyataan bahwa keluaranya dinaikkan lebih besar daripada kerugian mekanisnya.
Mesin dua langkah biasanya telah mempunyai
penghembus untuk udara bilas dan pengisian lanjut dapat diperoleh secara mudah
dengan menaikkan jumlah dan tekanan udara bilas. Sebagai tambahan, sedikit
perubahan dari pengaturan waktu buang dan waktu bilas untuk mendapatkan udara
bilas lebih banyak dari awal langkah kompresi.
(4).
Kecepatan Torak.
Kecepatan poros engkol dapat dianggap
seragam tetapi, perjalanan torak tidak demikian : pada titik mati torak diam,
kecepatanya nol, pada saat torak mulai bergerak, kecepatanya meningkat sedikit
demi sedikit dan mencapai maksimum disekitar pertengahan langkah, dari sini
kecepatan torak mulai menurun dan pada titik mati yang berlawanan torak menjadi
berhenti lagi. Jadi kecepatan torak bervariasi dengan waktu, Untuk beberapa
perhitungn perlu diketahui kecepatan torak rata-rata, yaitu kecepatan konstan
yang diperlukan oleh torak untuk bergerak mencapai jarak yang sama seperti
kalau ditempuh dengan kecepatan variabel. Kecepatan rata-rata biasanya
disebutkan secara sederhana sebagai kecepatan torak dari mesin. Umumnya
mengukur kecepatan torak dalam feet tiap menit. Jarak yang dijalani oleh torak
dalam satu menit sama dengan dua langkah yang dibuat tiap putaran dikalikan
jumlah putaran tiap menit n dan merupakan kecepatan torak rata-rata c. Kalau
panjang langkah adalah l in, dibagi dengan 12 untuk mengubah inci menjadi feet
didapatkan :
2. Propeller
(baling-baling) kapa
Baling-baling
(propeller) adalah Alat untuk menghasilkan gaya dorong yang sekarang paling
banyak dipakai
Baling-baling diputar dengan poros yang digerakkan oleh penggerak utama dalam Kamar Mesin
Baling-baling diputar dengan poros yang digerakkan oleh penggerak utama dalam Kamar Mesin
1. Propeller Biasa
Propeller
dengan pitch tetap (fixed pitch prop-eller) Propeller dengan langkah tetap
(fixed pitchpro-peller , FPP) biasa digunakan untuk kapal besar dengan rpm
relatif rendah dan torsi yang dihasilkan tinggi, pemakaian bahan bakar lebih
ekonomis, noise atau getaran minimal, dan ka-vitasi minimal, biasanya di desain
secara indi-vidual sehingga memiliki karakteristik khusus untuk kapal tertentu
akan memiliki nilai effisi-ensi optimum.
Propeller
dengan pitch yang dapat diubah (con-trollable pitch propellers) Propeller
dengan pitch yang dapat diubah-ubah, (controllable pitch propeller,
CPP) merupakan baling-baling kapal dengan langkah daun pro-pellernya
dapat diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan misal untuk rpm rendah biasa
digu-nakan pitch yang besar dan rpm tinggi digunakan pitch yang pendek, atau
dapat digunakan untuk mendorong kedepan dan menarik kapal mundur ke belakang,
sehingga hal ini dapat menciptakan pemakaian bahan bakar seefektif mungkin.
Propeller yang berpadu dengan rudder (Integra-ted propeller & rudder)
Propeller
yang terintegrasi dengan rudder, IPR merupakan propeller yang hubnya
dihubungkan dengan rudder, ini adalah pengembangan terbaru dari propulsi kapal.
Kondisi ini menyebabkan arus air dari propeller yang melewati rudder akan
memberikan peningkatan pengendalian dan pengaturan rudder, sehingga di peroleh
penuru-nan pemakaian bahan bakar. (improved steering and control, and also
reduces fuel consumption)
Integrated propeller & rudder
Jenis
propeller ABP, ini merupakan pengem-bangan FPP, dimana daun baling-balingnya
dapat dibuat secara terpisah kemudian dipasang pada boss propeller dengnan baut,
sehingga dapat distel pitchnya pada nilai optimum yang akan dicapai (allows the
most efficient blade matching for optimum efficiency while simpli-fying the
installation process), dengan pembua-tan daun secara terpisah ongkos pembuatan
dapat ditekan (butuh satu cetakan/mold daun propeller) termasuk pengirimannya.
adjustable bolted propeller
2. Azzimuth thrusters
Azimuth thruster digunkan untuk
mempermudah kapal dalam manuver, namun pemakan
alat penggerak dengan posisi berada di bagian atas sehingga memberi tempat yang
lebih lapan untuk menempatkan penggerak utamanya, baik berupa motor diesel atau
motor listrik.
Azzimuth thrusters
3. Electrical pods
Penggunaan propulsi motor listrik
mulai dari 5 sampai dengan 25 Mwatt, mengantikan penggu-naan propeller dengan
poros dan rudder kon-vensional. Teknologi Pod, memungkinkan untuk menenpatkan
propeller pada daerah aliran air yang optimal (hydro-dynamically optimised).
Pod propeller diadopsi dari Azimuth Propeller, dengan menempatkan electro motor
di dalam pod diluar dari badan kapal.
Electrical pods
4. Tunnel thrusters
Propeller yang ditempatkan didalam
terowongan ini biasa digunakan untuk tujuan manuver (Strens/Bow Thruster),
sehingga mempermudah kapal untuk manuver terutama di pelabuhan.
Tunnel thrusters
5. Waterjets
Propulsi kapal menggunakan pompa
yang me-ngisap air pada bagian depan dan mendorongnya kebagian belakang
sehingga kapal dapat ber-gerak kedepan dengan prinsip momentum. Peng-gerak ini
lebih effisein digunkan untuk kapal dengan kecepatan diatas 25 knots dengan
power engine 50 KWatt sampai 36 MWAtt
Waterjets
6. Voith Scneider Propeller
Voith Schneider Propeller merupakan
bentuk propulsi kapal dengan menggunakan daun ver-tikal yang diputar seperti
disk, dimana setiap daun dapat menghasilkan daya dorong pada ka-pal. Sistem ini
bekerja mirip pengendali langkah balig-baling helicopter (colective pitch
control).
Roda gigi dalam mekanisasi propulsi ini, saat berputar dapat merubah sudut serang dari tiap daun propeller (berbetuk hydrofoil) sehingga tiap daun baling-baling akan menghasilkan daya dorong (thrust) pada berbagai arah, menyebab-kan kapal tidak butuh rudder lagi.
Roda gigi dalam mekanisasi propulsi ini, saat berputar dapat merubah sudut serang dari tiap daun propeller (berbetuk hydrofoil) sehingga tiap daun baling-baling akan menghasilkan daya dorong (thrust) pada berbagai arah, menyebab-kan kapal tidak butuh rudder lagi.
Voith Scneider Propeller
terima kasih bang atas artikelnya
BalasHapushttp://perikanan38.blogspot.com
sama-sama kak
Hapus